JawaPos.com–Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan Pemerintah Kota Surabaya sudah membuka data kematian secara real sesuai dengan data lapangan. Belum ada wilayah lain yang berani membuka data seperti itu.

”Jumlahnya (kematian) sudah 3.500. Di lawan covid (website resmi Surabaya lawancovid-19.surabaya.go.id sudah kelihatan datanya mencapai 3.800-an. Onok ta daerah seng wani mbuka lek gak Surabaya (adakah daerah yang berani membuka kalau bukan Surabaya)?” ucap Eri pada Kamis (29/7).

Dengan membuka data kematian warga pada masyarakat, menurut dia, warga lebih waspada terhadap Covid-19. Sehingga penegakan protokol kesehatan bisa lebih dilakukan warga.

”Kalau buat saya gini, semakin saya membuka data, saya semakin tahu bahanya apa sih di Surabaya. Sehingga saya bisa mengambil kebijakan yang tepat,” ujar Eri memastikan.

Termasuk, lanjut Eri, berapa jumlah warga yang sakit. Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga mengakui, terdapat sejumlah data yang tidak masuk dalam data yang bisa diakses warga atau data dalam new all records (NAR).  Data dari NAR itu, merupakan data yang ada di website seperti lawancovid-19.surabaya.go.id.

”Kenapa (yang meninggal) tidak masuk data NAR. Karena yang meninggal ini adalah orang yang belum di-swab baik itu PCR maupun antigen. Tetapi mereka masuk suspect probable karena sebelum meninggal punya ciri-ciri Covid-19, seperti batuk, pilek, dan sesak napas. Hampir dipastikan kalau sudah gini pasti menuju Covid-19,” tutur Eri.

Eri memastikan, data warga yang meninggal dalam kategori probable atau suscpect akan disampaikan di website lawancovid-19.surabaya.go.id. Sejak awal pandemi, seluruh data kematian dan hasil tes merupakan tanggung jawab masing-masing rumah sakit.

”Rumah sakit yang entri data. Rumah Sakit Soewandhie, RSLT, RS BDH. Semua lapor ke lawancovid-19.surabaya.go.id,” terang Eri.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Febria Rachmanita menegaskan bahwa data kematian warga yang dinyatakan suspect dan probable Covid-19 memang tidak dimasukkan dalam data lawancovid-19.surabaya.go.id. ”Ketentuan dari Kementerian Kesehatan begitu. Yang masuk di NAR hanya yang dinyatakan meninggal karena swab PCR-nya menunjukkan hasil positif,” tegas Febria Rachmanita.

Sehingga, mengapa di lapangan banyak warga meninggal namun data di website resmi lawancovid-19.surabaya.go.id sedikit, karena banyak warga di lapangan yang dinyatakan suspect dan probable. ”Di rilis (yang dimasukkan NAR) yang sudah dinyatakan Covid-19. Data NAR dapat dari rumah sakit dan lab yang melakukan PCR. Itu dimasukkan NAR. Bukan disalurkan ke pemkot. Itu (data NAR) rilis dari Jakarta. Ada data meninggal suspect dan probable. Di lawan covid cuma data meninggal. karena yang dirilis cuma yang data (meninggal karena) Covid-19,” ujar Febria Rachmanita.

By admin