JawaPos.com – Dalam sepekan terakhir, angka kesembuhan pasien Covid-19 di DKI Jakarta lebih tinggi dibanding kasus harian. Dalam tiga hari berturut-turut angka kesembuhan lebih dari 11 ribu orang. Selain itu cakupan vaksinasi juga terbilang cukup tinggi. Apakah ada kaitannya antara cakupan vaksinasi dan angka kesembuhan?
Data Kementerian Komunikasi dan Informatika Case Fatality Rate atau CFR Jakarta bergerak di sekitar angka 1,7 persen pada kasus sebelum divaksin. Pada kasus yang sudah divaksin dosis pertama, angka CFR turun ke 0,33 persen. Sementara, pada kasus yang sudah divaksin dosis kedua, CFR turun ke angka 0,21 persen.
Semakin lengkap dosis vaksin, risiko terinfeksi virus Covid-19 akan semakin rendah, selain mengurangi timbulnya gejala berat. Pada kasus positif penerima vaksin, tingkat kematian (CFR) juga menurun.
Hal itu juga dibenarkan oleh Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. Vaksin memiliki bukti melindungi dari terinfeksi.
“Ya, walaupun memang sebagian yang sudah divaksin ada yang terinfeksi juga. Namun untuk melindungi keparahan dan fatalitas betul, semua vaksin sama,” kata Dicky kepada JawaPos.com, Kamis (29/7).
Namun menurutnya jika bicara angka kesembuhan yang tinggi di DKI Jakarta bukan karena cakupan vaksin yang tinggi. Akan tetapi memang karena kasus infeksinya tinggi.
“Bicara kesembuhan kan memang sebagian besar kasus Covid-19 itu kan tak berat. Hanya 20 persen butuh rawatan RS. Yang 20 persen inilah, yang rawan-rawan inilah yang harus divaksinasi segera,” tegasnya.
“Maka yang harus dilihat bukan kesembuhannya tapi kematiannya juga tinggi. Jangan dilihat kesembuhannya. Kesembuhannya tak jadi indikator pengendalian pandemi,” tambahnya.
Meski begitu, dia setuju bahwa vaksin terbukti bermanfaat melindungi keparahan dan kematian. Namun, angka cakupan vaksinasi tak dikaitkan dengan angka kesembuhan pasien Covid-19 di DKI Jakarta.