JawaPos.com – Lontaran lava pijar erupsi Gunung Ile Lewotolok menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sekitar lereng. Karhutla tersebut berlokasi di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Informasi tersebut disampaikan Pemerintah Kabupaten Lembata pada Kamis (29/7). Sekretaris Daerah Kabupaten Lembata, Paskalis Ola Tapo Bali menyampaikan, dalam menghadapi api yang membakar kawasan hutan dan lahan di lereng gunung, pemerintah daerah telah melakukan upaya pemadaman api sejak dini.
Paskalis mengutarakan, hingga kini api belum dapat dikendalikan sepenuhnya hingga saat ini. Menurutnya, api sulit dipadamkan karena petugas yang dibantu masyarakat setempat hanya menggunakan peralatan manual.
“Keterbatasan peralatan pendukung dan kendala fisik di lapangan, termasuk titik-titik api tersebut masih berada dalam kawasan rawan bencana, radius 3 km dari puncak gunung,” kata Paskalis dalam keterangannya.
Pemerintah Kabupaten Lembata telah meminta dukungan dari BPBD Provinsi NTT untuk melakukan pemadaman udara dengan helikopter. Paskalis mengharapkan, dengan pengeboman air atau water bombing pemadaman dapat dilakukan dengan efektif.
“Sehingga tanpa risiko korban jiwa mengingat lokasi berada pada radius berbahaya erupsi gunung api,” harap Paskalis.
Sementara itu, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyampaikan, telah memerintahkan jajarannya untuk menggerakkan helikopter water bombing untuk membantu pemadaman dan mencegah potensi kejadian serupa, mengingat kondisi Gunung Ile Lewotolok masih aktif.
Berdasarkan pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada 28 Juli 2021, pukul 00.00-06.00 WITA, Gunung Ile Lewotolok mengalami erupsi yang disertai dentuman kuat dan lontaran lava pijar.
Material vulkanik terlontar hingga 700-800 meter ke arah selatan-barat daya. Saat itu, asap kawah berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal serta tinggi sekitar 50 hingga 1.000 meter dari puncak gunung. Kebakaran yang terjadi pada Rabu lalu (28/9), lanjut Muhari, dikhawatirkan dapat mengancam rumah-rumah adat, lahan dan pemukiman warga setempat.
Sementara itu, kondisi aktivitas vulkanik pada tingkat III atau siaga perlu dicermati para petugas dan warga yang melakukan pemadaman api. Terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok, PVMBG merekomendasikan antara lain, masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak gunung.
“Hingga saat ini BNPB terus memonitor kondisi penanganan karhutla dan berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lembata,” tandas Muhari.