JawaPos.com–Kebutuhan oksigen medis di Provinsi Kalimantan Timur masih terjadi defisit pada kisaran 12–15 ton setiap hari, meski terdapat beberapa perusahaan penghasil oksigen di wilayah itu.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setda Provinsi Kaltim Jauhar Efendi mengatakan, untuk keperluan oksigen di rumah sakit tidak mengalami kendala. Sebab, semua telah disuplai PT Samator Kaltim di Kutai Kartanegara dan Bontang dengan kemampuan produksi setiap hari sekitar 40,3 ton.
”Per Selasa 27 Juli, estimasi ketersediaan oksigen cair di Kaltim cukup untuk 2 hari, tabung kecil 1 meter kubik (2 hari), tabung sedang 2 meter kubik (2 hari) dan tabung besar 6 meter kubik (1 hari). Stok oksigen ini masih rawan ketika terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi Covid-19,” kata Jauhar seperti dilansir dari Antara.
Kaltim bersama sembilan provinsi lain, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Papua Barat, diundang Kemenkes RI untuk melaporkan perkembangan terbaru terkait pasokan oksigen di masing-masing wilayah.
Jauhar menjelaskan, ada persoalan mendasar terkait pasokan oksigen di Kaltim. Yakni jumlah tabung oksigen yang masih kurang dari kapasitas dan kemampuan produksi oksigen itu sendiri.
Sebagai contoh, lanjut dia, PT Surya Biru Murni yang mempunyai kapasitas produksi 28 ton oksigen per hari, tetapi kemampuan produksi hanya 10 ton/hari. Salah satu penyebabnya tabung yang tidak tersedia.
”Kendalanya karena tabung harus diimpor. Untuk memenuhi pasokan tabung oksigen, dari PT Pupuk Kaltim dan Pertamina Hulu Mahakam sudah meminjamkan tabung oksigen, tetapi masih kurang. Persoalan lain adalah kurangnya bahan baku untuk produksi oksigen tersebut,” jelas Jauhar.