JawaPos.com – Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim menuturkan, Asesmen Nasional (AN) sebenarnya tidak perlu dilakukan. Sebab, hasilnya pun sudah bisa diprediksi.
“Jadi hasilnya sudah diketahui kenapa mesti ada AN,” ungkapnya dalam siaran YouTube Hipper 4.0 Indonesia, Rabu (28/7).
Kata dia, hasil AN tidak jauh dari skor yang dikeluarkan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) maupun Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI). Dari skor tersebut, Kemendikbudristek tinggal meningkatkan kompetensi sekolah, guru dan siswa.
“kan sudah terpetakan diagnosisnya sudah ada. Sekarang yang perlu dilakukan oleh Kemendikbristek adalah bagaiaman menciptakan stratergi meningkatakn kompetensi dasar literasi, numerasi, sains termasuk kompetensi guru,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Skor PISA terakhir pada tahun 2018 menyorot tiga bidang. Tes tersebut di antaranya adalah kompetensi membaca, matematika dan kemampuan sains.
Hasil survei PISA 2018 itu nyatanya menempatkan Indonesia di urutan ke 74 alias peringkat keenam dari bawah. Kemampuan membaca siswa Indonesia di skor 371 berada di posisi 74.
Sedangkan untuk Kemampuan matematika skornya 379 berada diposisi 73. Dan kemampuan sains dengan skor 396 berda di posisi 71.