JawaPos.com – Dewi Fortuna sang dewi keberuntungan sepertinya masih enggan berpihak ke pebulu tangkis putra Jepang Kento Momota. Seolah masih harus menanggung nasib sial sejak kecelakaan di Malaysia pada 2019, Momota kini harus dihadapkan pada kenyataan pahit lain.
Sang raja bulu tangkis nomor tunggal putra itu tersingkir dari Olimpiade Tokyo 2020. Ia terdepak di rumahnya sendiri, di hadapan publiknya sendiri.
Padahal, ini adalah olimpiade perdananya setelah tidak bisa bermain di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 akibat tersandung kasus judi. Ia juga berstatus sebagai favorit juara.
Hasil mengejutkan ini terjadi setelah Momota secara tak terduga dipaksa bertekuk lutut oleh pemain Korea Selatan Heo Kwang Hee. Yang lebih menyakitkan, ia kalah dua gim tanpa balas 15-21 dan 19-21.
Terlepas dari hasil yang tentunya sangat disesali publik Jepang tersebut, Momota memang tidak tampil ciamik. Sejak kecelakaan dan dua tahun lebih tidak berkompetisi sebelum akhirnya kembali di All England 2021, permainannya menurun.
Pertahanan mumpuni yang biasa membuat lawan-lawannya mengusap dahi tidak lagi terlihat. Beberapa kali ia tidak sanggup menggapai smes keras Kwang Hee yang tampil all out dan giras.
Pada akhirnya, ia hanya bisa tertunduk lemas sembari bertumpu pada raketnya kala Kwang Hee meneriakkan seruan kemenangan. Wajahnya kecewa. Pucat pasi.
Kekalahan ini pun menambah panjang nasib buruknya dua tahun belakangan. Setelah kecelakaan yang membuatnya harus beristirahat 13 bulan, ia terpapar Covid-19 saat hendak berlaga di rangkaian turnamen di Thailand pada awal 2021. Di All England 2021, ia juga gagal meraih medali karena disingkirkan pemain muda Malaysia Lee Zii Jia.
Suka tidak suka, Momota dan seluruh penggemarnya harus menerima kenyataan pahit ini. Hasil ini sekaligus bisa menjadi contoh bahwa ranking tidak menjadi jaminan pencapaian seseorang di event sebesar Olimpiade, karena bahkan sang raja pun bisa jatuh.