JawaPos.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi rencananya akan menggelar Asesmen Nasional (AN) pada September mendatang. Adapun instrumen penyelenggaranya dikatakan hampir selesai.
“Di tingkat pusat, Kemendikbudristek sudah hampir rampung mempersiapkan AN. Instrumennya telah dikembangkan dengan pendekatan yang baku, namun akan terus disesuaikan berdasarkan data dan masukan,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbangbuk) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo dalam Bincang Pendidikan, Selasa (27/7) sore.
Ia menjelaskan, rancangan AN akan tetap dalam koridor sesuai program awal. Instrumen AN ini pun dibuat dengan melibatkan para pakar, peneliti, dan praktisi.
“Selain itu juga mempertimbangkan data dan masukan, termasuk dari penerapan terbatas di Sekolah Penggerak. Umpan balik dari sekolah merupakan hal penting untuk mendapatkan data yang berkualitas dan bermanfaat,” jelasnya.
Kata dia, hasil survei pun juga akan dirahasikan. AN difungsikan bukan untuk mengukur individu, melainkan menilai skor menyeluruh yang dapat diraih sekolah.
“Jawaban individu merupakan data yang dirahasiakan. Survei hanya akan menghasilkan skor kolektif di tingkat sekolah dan daerah. Hasil akhir AN murni bertujuan untuk perbaikan mutu pembalajaran dan tidak akan memberikan konsekuensi terhadap individu pesertanya,” tegas pria yang akrab disapa Nino tersebut.
AN merupakan alat untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Hasil dari AN yang berisi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi dan Numerasi, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar itu dapat digunakan sekolah dan pemerintah daerah sebagai bahan evaluasi diri dan perencanaan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
“Hasil pemetaan dari AN dapat membantu sekolah, pemerintah daerah, dan Kemendikbudristek untuk melakukan intervensi yang lebih terarah dan berbasis data, sehingga lebih sesuai kebutuhan. Umpan balik dari AN dibutuhkan untuk mendorong transformasi pendidikan ke arah yang lebih berkualitas,” pungkasnya.