JawaPos.com — Kondisi kesehatan Selena Susanti, ibu Ade Rai, memang sudah menurun beberapa waktu sebelum meninggal. Mantan atlet binaragawan yang kerap mengkampanyekan gaya hidup sehat memilih merawat sendiri ibunya di rumah sampai akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Jumat (23/7).
Ia melakukan keputusan berat ini lantaran hampir semua rumah sakit kini sedang berjibaku menangani pasien Covid-19. Ia khawatir ibunya tidak mendapatkan perawatan maksimal apabila harus masuk rumah sakit. Sebab tenaga medis fokus perhatian mereka pada pasien yang terpapar virus korona.
“Kalau saya masukin ke rumah sakit mungkin lebih baik daripada dirawat sendiri di rumah. Tapi rumah sakit sekarang lagi repot banyak orang sakit, perhatian tenaga kesehatan terhadap pasien mungkin kurang,” kata Ade Rai kepada JawaPos.com melalui sambungan telepon Rabu (28/7).
Selain alasan di atas, Ade Rai juga khawatir ketika ibunya dilakukan tes swab dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19. Jika hal ini terjadi, akan menghalangi keluarga untuk merawat Selena sampai detik-detik terakhir. Ade Rai bersyukur bisa merawat ibunda dengan sangat baik sampai akhir hayat. Sekalipun tentu perawatan di rumah berbeda apabila dibandingkan dengan di rumah sakit.
“Kami hanya bisa melihat dari sisi yang lebih menguatkan hati aja. Pada akhirnya semua manusia akan berpulang ada yang hari ini, besok atau kapan. Kami bersyukur bisa merawat ibu kami. Bersyukur ibu kami tidak menyusahkan siapa siapa,” tuturnya.
Dia juga mengungkapkan, dirinya dan keluarga dibantu oleh komunitas orang Bali yang ada di Jakarta dalam proses pengurusan ibunya. Mereka membantu mendapatkan Krematorium di Cilincing setelah keluarga sempat bingung mencari krematorium. Sebab hampir semuanya harus menunggu antrian.
“Komunitas Bali di Jakarta yang membantu kami sehingga kami bisa punya tempat kremasi yang layak dan cepat. Kami sudah sempat mencari krematorium umum tapi susah sekali. Belum lagi biayanya mahal,” ungkapnya.
Seperti diketahui, ibu Ade Rai meninggal dunia pada 23 Juli 2021 lalu. Ia menghembuskan napas terakhir di usia 77 tahun. Jasadnya dikremasi di Krematorium Cilincing Jakarta di hari yang sama. Dan pada malam harinya, abunya dilarung ke laut di daerah Tanjung Priok Jakarta Utara.