JawaPos.com – Anang Mulyo sedang menikmati santap siang di sebuah warung soto kemarin (27/7). Di dekatnya ada beberapa pengunjung lain yang sedang makan. Sambil mengunyah makanan, Anang asyik memencet layar ponsel. Melihat chatting WhatsApp hingga berita di Instagram.

Di tengah keasyikan makan itulah, tiba-tiba sejumlah anggota satpol PP mendatangi warung yang terletak di Jalan Sukomanunggal IV tersebut. ’’Ayo, Pak. Jangan lama-lama. Waktu makannya sudah habis,’’ kata Saiful Iksan. Dia adalah komandan operasi kemarin siang.

Kontan saja Anang kelabakan. ’’Tapi, makanan saya belum habis, Pak,’’ ujarnya. ’’Bungkus saja,’’ timpal Saiful. Pria 47 tahun itu pun tidak bisa berbuat banyak. Dia terpaksa membungkus sisa sotonya. ’’Padahal, baru saja makan,’’ dalihnya, lalu menggeber motornya meninggalkan warung.

Sepanjang siang hingga sore kemarin, satpol PP memang aktif berpatroli sambil membunyikan rekaman suara Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melalui megafon. ’’Ayo, Rek. Tolong bantu saya untuk memutus mata rantai Covid-19. Jalankan protokol kesehatan.

Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan. Mengurangi kegiatan di luar kalau tidak untuk bekerja. Ketika kita bergotong royong, bekerja keras dengan ikhlas, dan terus berdoa, insya Allah Covid-19 bisa kita selesaikan,’’ kata Eri melalui rekaman suara.

Sasaran satpol PP adalah warung-warung makan yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Mereka ingin menegakkan aturan makan di warung paling lama 20 menit. Itu adalah aturan baru menyusul diterapkannya PPKM level 4. Sejumlah titik pun dirazia. ’’Sebenarnya kalau makan saja cukup (20 menit, Red). Jangan pakai ngobrol,’’ ujar Saiful Iksan yang juga pelaksana tugas (Plt) Kasi Operasional Satpol PP Surabaya.

Untuk memastikan aturan itu berjalan baik, satpol PP membentuk tim khusus bernama Tim Kalimasada. Mereka bekerja siang-malam selama 24 jam. Mereka dibagi menjadi dua sif. Yaitu, pukul 07.00 hingga 19.00 dan pukul 19.00 hingga 07.00. Selain warung makan, petugas menyisir tempat rekreasi hiburan umum (RHU) yang nekat buka selama PPKM darurat diterapkan. ’’Kalau melanggar, ya langsung kita tindak,’’ tegasnya.

Baca Juga: Jual Ukuran 1 M³ Rp 4,3 Juta, Kejari Amankan Kurir Tabung Oksigen

Selain Tim Kalimasada milik satpol PP, pemkot membentuk tim lain untuk menegakkan protokol kesehatan. Sejauh ini ada 149 tim yang sudah dibentuk. Tim gabungan itu terdiri atas berbagai instansi. Selain satpol PP dan BPB linmas, anggota tim tersebut berasal dari instansi lain. Juga, melibatkan petugas dari pihak kecamatan hingga kelurahan. ’’Tempat-tempat yang mengundang kerumunan kita bubarkan. Termasuk warung-warung makan,’’ tandas Saiful.

By admin