JawaPos.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyinggung soal kemungkinan melakukan relokasi terhadap warga sekitar Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara. Mengingat insiden kabakaran sudah dua kali terjadi pada 2009 dan 2023.

Untuk hal tersebut, Erick Thohir sadar tidak dapat dia lakukan sendirian melalui kementerian yang kini dipimpinnya. Dia pun akan membicarakannya bersama Heru Budi Hartono selaku penjabat Gubernur DKI Jakarta.

“Sudah 2 tahun lalu saya bicara untuk mulai menzonakan agar bisa kembali seperti dulu. Kalau tidak mungkin ya kita relokasi. Tapi ini kita tidak bisa kerja sendiri, perlu pemerintah daerah,” kata Erick Thohir dalam jumpa pers di RSPP Jakarta, Sabtu (4/3).

Erick menyatakan, sistem zonasi terhadap objek vital Pertamina dulunya sangat aman pada tahun 1971 sampai tahun 1987. Namun setelah reformasi terjadi pada tahun 1998, situasinya jadi berubah. Tidak hanya terjadi di Depo Pertamina Plampung, kata Erick Thohir, juga terjadi pada objek- objek vital nasional lain.

Penerapan sistem zonasi atau memisahkan ojek vital nasional dari pemukiman warga dinilai sangat penting oleh Erick Thohir untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

“Ini kan membahayakan warga sekitar. Pupuk itu lebih berbahaya lagi (ketimbang BBM). Kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ledakannya seperti bom,” ucap Erick Thohir.

Diketahui, kebakaran terjadi di Depo Pertamina Plumpang Koja Jakarta Utara tadi malam, Jumat (3/3). Kebakaran dahsyat tersebut menelan belasan korban jiwa dan puluhan orang mengalami luka-luka.

26 orang korban kebakaran dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta Selatan. 1 orang korban berjenis kelamin perempuan meninggal dunia. 22 orang di antaranya yang kini dirawat berusia dewasa dan 3 orang lainnya masih anak-anak.

8 orang korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang menjalani tindakan operasi. Sementara yang lainnya masih dalam proses pemantauan tim dokter.

 

By admin