Palembang, Berita Terkini. Co. Id Walhi Sumatera Selatan gelar diskusi publik dengan tema ” Pencegahan Karhutla di tengah El Nino 2023 di laksanakan di Hotel Swarna Dwipa Palembang, (20/03/23)

Direktur WALHI Sumsel Yuliusman mengatakan hari ini WALHI Sumsel melakukan sebuah gagasan diskusi tentang kebakaran lahan dan Hutan (Karhutla) sebagai upaya peringatan dini dari BMKG mulai bulan Mei, Juni, dan Juli sampai Agustus kita masuk musim Enino, diperkirakan tahun ini mengalami peningkatan panas yang sangat luar biasa.

Karhutla  masih menghantui dan menakutkan bagi masyarakat Sumsel yang tinggal di dekat lahan gambut hingga saat ini, peringatan El Nino ini perlu pencegahan Karhutla di tahun 2023 ini dengan diteksi dini Karhutla tersebut.

Dari hasil diskusi bahwa benar lahan gambut menjadi faktor penyebabnya kebakaran, dikarenakan adanya degradasi akibat pembangunan proyek, perkebunan sehingga mengalami kekeringan, “ungkapnya.

Yuliusman menyampaikan, bahwa temuan Walhi Sumsel pada tahun 2019, ada 764 ribu Ha atau 62 persen dari total lahan gambut telah dibebani izin kehutanan dan perkebunan sawit.

Izin–izin itu terlibat dalam karhutla yang terus berulang. Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menjadi salah satu wilayah yang mengalami karhutla parah pada ekosistem gambut. Karena di OKI ada 29 perusahaan perkebunan sawit dengan luasan 127.425 hektar. Sebanyak 14 perusahaan beroperasi di ekosistem gambut dengan luas 48.592 hektar.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Sumsel, pada tahun 2015 ada 377.365 Ha areal terbakar di Kabupaten OKI. Kawasan Hidrologi Gambut (KHG) Sungai Sugihan – Sungai Lumpur, dimana KHG Sungai Sugihan – Sungai Lumpur ini adalah kawasan hidrologi gambut tersebar di Sumatera Selatan 30% kawasan gambut ada di KHG ini. Luas KHG Sungai Sugihan – Sungai Lumpur sebesar 633.762 Ha.

“serta 60 persen kawasan KHG Sungai Sugihan – Sungai Lumpur ini adalah kawasan lindung. Dari luasan total KHG ini, 85 persen dikuasai oleh korporasi, lebih kurang 464.000 Ha dikuasai oleh IUPHHK-HT karena wilayah ini dominan lahan gambut,” bebernya.

KHG ini juga merupakan kawasan yang terbesar terjadi kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 ±189.113 Ha terbakar atau 42% fungsi budidaya dan 33% fungsi lindung. Dan termasuk Kawasan Hidrologi Gambut yang sangat rawan terbakar.

KHG Sungai Sugihan – Sungai Lumpur merupakan KGH jumlah sekat kanal terbanyak titik terencana untuk di bangun sekat kanal 1.877 titik dan 657 titik sumur bor yang terencana. Sebagian besar titik terencana ini berada di kawasan Hutan Tanaman Industri 1.221 titik sekat kanal dan 526 titik sumur bor.

“Dari 125 proyek infrastruktur pembasahan gambut, sekat kanal yang telah diimplementasikan di KGH ini, namun tetap pada musim kemarau terjadi kebakaran hutan dan lahan. Bahkan kebakaran terparah terjadi di area yang sedang dilakukan restorasi,”ujarnya.

Akademisi Komunikasi Lingkungan UIN Raden Fatah Palembang, Dr Yen Rizal menuturkan, kalau bicara penyebab, tentu ada penyebab kebakaran dan kekeringan.Persoalan karhutla ini memang sangat kompleks, banyak alur alur yang harus dilewati,”katanya.

Ketua Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Sumsel, Dharna Dahlan menyampaikan bahwa yang utama dari karhutla itu penyebab kebakaran dulu yang perlu diatasi.

“Seharusnya masyarakat di areal lahan gambut harus diberdayakan. Karena jika terjadi kebakaran, maka warga akan lebih peduli untuk melakukan pemadaman, hingga melakukan pencegahan,” tandasnya,(RZP).

Artikel Walhi Gelar Diskusi Pencegahan Karhutla Ditengah El Nino 2023 pertama kali tampil pada Berita Terkini.

By admin