Menggunakan bahan alami, mereka berhasil menciptakan produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Yaitu, spray dan aromaterapi penangkal nyamuk. Inovasi itu terbilang baru dan berhasil memboyong penghargaan.

RAMADHONI CAHYA C., Surabaya

DUNIA pendidikan tidak pernah berhenti menghasilkan inovasi dan terobosan baru. Bukan sekadar jurnal penelitian, tetapi juga bukti nyata yang berdampak bagi masyarakat. Salah satunya, wewangian antinyamuk dari biji buah alpukat. Sejumlah murid SMAN 10 Surabaya menginisiasi gagasan tersebut.

Spray ajaib itu bermula dari keresahan mereka terhadap biji alpukat yang terbuang sia-sia. Lantas, riset ilmiah pun dilakukan untuk mendapatkan referensi awal. Bahkan, sama sekali tidak memiliki kandungan alkohol. Dengan demikian, lebih aman bagi kulit yang sensitif.

Tim itu berisi lima anggota dari kelas XI dan satu anggota dari kelas X. Yaitu, Ellianne Danette, Khai_runnisa Keisha, Nadia Herlia, Salsabila Nauraswari, Rafi Syahputra, dan Zaftio Apreda.

Ide tersebut telah mereka diskusikan dan disepakati sebelum direalisasikan. ’’Kami beri nama Avocado Seed Kernel Spray as Substance For Synthetic Mosquito Repellent (AVSEEL),’’ terang Elliane, anggota tim tersebut.

Proses pembuatannya cukup kompleks dan memakan waktu. Awalnya, biji alpukat dipotong kecil-kecil dan dihancurkan menjadi serbuk. Lalu, serbuk tersebut dikeringkan di oven bersuhu 50 derajat Celsius. Setelah itu, berlangsung proses distilasi dan evaporasi dengan hasil berupa cairan.

’’Karena ada kandungan flavonoid. Juga pakai aquades sebagai pelarut,’’ ujarnya.

Uji coba pun dilakukan pada nyamuk berjenis Cullex sp. Pertimbangannya, nyamuk varian itu paling banyak ditemukan di lingkungan. Hasilnya terbilang efektif membuat nyamuk tak hinggap. Produk tersebut membutuhkan proses 3,5 bulan.

Perinciannya, 1,5 bulan untuk proses produksi dan 2 bulan untuk observasi serta bimbingan. ’’Bentuknya cair dan dikemas di botol,’’ ucap dia.

Produk itu terus dikem-bangkan hingga menjadi aromaterapi. Tujuannya, meningkatkan jangkauan yang lebih luas. Bukan hanya di area badan, tapi juga di lingkup ruangan. Paling tidak efektivitas mencapai 3 meter.

Komposisi bahan yang digunakan pun lebih bervariasi. Misal, lavender untuk meredakan stres hingga sari jahe agar meningkatkan imunitas tubuh. ’’Paling efektif di konsentrasi sekitar 30 persen,’’ katanya.

Direncanakan bakal diproduksi skala luas di masyarakat. Perkiraan harga yang dipatok Rp 75 ribu untuk 10 mililiter. Promosi secara daring pun mulai dirintis. Produk itu bahkan menyabet medali emas di dua perlombaan.

Yaitu, ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair serta special award di Youth International Science Fair (YISF). ’’Kurang lebih ada 30 tim dari berbagai negara. Ini masuk kategori innovative science,’’ tuturnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 10 Surabaya Budi Santoso menyampaikan, muridnya baru dua kali mengikuti perlombaan dan langsung menyabet prestasi.Direncanakan, mereka bakal mengikuti perlombaan lain di Korea Selatan.

By admin