JawaPos.com – Tiga ganda putra Indonesia gagal meraih hasil maksimal di All England.

Mereka adalah Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yacob Rambitan.

Prestasi LeoNil –akronim Leo/Daniel– di edisi kali ini sama seperti edisi 2022. Yakni, hanya sampai perempat final. Bagas/Fikri malah merosot jauh.

Jika tahun lalu juara, kali ini mereka hanya bisa mencapai perempat final. PraYer –akronim Pramudya/Yeremia– malah harus terhenti di babak awal setelah dikalahkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Karena itu, tiga ganda muda tersebut ditargetkan meraih prestasi lebih baik di Swiss Open Super 300. Ajang itu berlangsung di St Jakobshalle, Basel, Swiss, pada 21–26 Maret.

Di babak 32 besar, LeoNil bakal menghadapi wakil Denmark Jeppe Bay/Lasse Molhede.

Bagas/Fikri melawan duo India Krishna Prasad Garaga/Vishnuvardhan Goud Panjala, sedangkan Pramudya/Yeremia masih menanti pemenang dari babak kualifikasi.

Daniel menyebutkan bahwa dirinya sudah melakukan evaluasi pasca dikalahkan duo Tiongkok Liang Wei Keng/Wang Chang (21-13, 18-21, 19-21) di babak perempat final All England.

Salah satu evaluasi pasangan berjuluk The Babbies itu adalah bagaimana bisa memulai pertandingan dengan baik dan tidak melulu ketinggalan poin.

”Memang harus dilatih lagi untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan di awal,” ucap Daniel.

Fikri setali tiga uang. Menurut dia, di All England, penampilannya juga jauh dari kata memuaskan dan permainan tidak keluar.

Selain itu, menjaga pikiran agar lebih tenang dan fokus di pertandingan menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Menurut dia, jika fokusnya tidak dapat, permainan terbaik sulit keluar.

”Belum bagus semuanya meskipun komunikasi dengan partner membaik,” ujar Fikri.

Bagas menambahkan, memperbanyak variasi permainan juga penting agar tidak mudah terbaca lawan. ”Di Swiss Open ini, harapannya bisa bermain baik dan mendapat hasil terbaik,” katanya.

Sementara itu, bagi Pramudya/Yeremia, ada hal lain yang sedang dimaksimalkan. ”Kami harus belajar bagaimana bermain lebih taktis, tenang, dan menambah kualitas pukulan,” kata Pramudya.

Bagi Yeremia yang masih adaptasi pascacedera panjang sejak pertengahan 2022 hingga awal 2023, keragu-raguan masih menghantui. Apalagi jika rally poin terjadi.

”Ini yang harus diperbaiki, bagaimana mengatur fokusnya,” ucapnya.

By admin