JawaPos.com – Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menggandeng 14 desainer untuk menciptakan dan mengembangkan inovasi dari produk para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Pahlawan tersebut, dikutip dari ANTARA.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jatim, Senin, mengatakan 14 desainer UMKM Surabaya, yang berkolaborasi dengan 16 pembatik Surabaya, menciptakan delapan motif batik Surabaya atau Batik Suroboyo.
Saya minta ajak desainer, nanti yang membayar adalah pemkot. Contoh yang mendesain sepatu adalah mahasiswa desain produk (despro), sehingga UMKM itu belajar, karena tidak bisa UMKM akan naik menjadi lebih tinggi kalau tidak melalui proses (belajar) ini,” ujar dia.
Selain itu, Eri menyampaikan seluruh pejabat ASN dan pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya wajib menggunakan produk UMKM Kota Pahlawan. Ia pun mencontohkan dengan selalu mengenakan berbagai produk UMKM selama bertugas.
“Alhamdulillah, UMKM sekarang menciptakan berbagai inovasi yang berkembang. Mereka memiliki kesempatan untuk menjual produknya lebih banyak, otomatis mereka sudah mengerti pasarnya. Maka, pemerintah mendampingi dan harus tahu model (tren) sepatu dan baju saat ini seperti apa,” kata dia.
Menurut dia, UMKM di Kota Surabaya saat ini semakin berkembang pesat. Hal ini tidak lepas dari peran aktif Pemerintah Kota Surabaya dalam memberikan perhatian, pendampingan, hingga perlindungan aset atau karya produk UMKM dari pembajakan pihak yang tidak berwenang.
Oleh sebab itu, kata dia, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk terus mendampingi para UMKM agar bisa menembus pasar internasional.
“Kalau soal omzet belum bergerak masif, ya tugas kita menaikkan produktivitas dengan melakukan pendampingan, tidak hanya teori. Harus dipakai dan dirasakan, kalau kita merasa nyaman maka yang lain pasti merasa nyaman. Alhamdulillah itu yang saya minta ke teman-teman pemkot, kita harus bangga dengan produk buatan Indonesia,” kata Cak Eri panggilan lekatnya.
Apalagi, belanja APBD Kota Surabaya untuk sektor usaha mikro dan kecil (UMK) dan produk dalam negeri (PDN) menjadi yang terbesar se-Indonesia dibandingkan semua kota se-Indonesia
Tercatat, belanja APBD Surabaya untuk UMK per 25 November 2022 telah mencapai Rp1,2 triliun dan PDN Rp1,7 triliun.
“Surabaya ini anggaran untuk UMKM Rp1,2 triliun terbesar di Indonesia, insya Allah tahun ini (APBD 2023) mengalokasikan anggaran senilai Rp3 triliun. Semoga bisa mengurangi kemiskinan (penduduk miskin) dari 4,7 persen bisa turun menjadi 2 persen,” ujar Cak Eri.
Tak hanya sampai di situ, kata dia, agar UMKM Surabaya dapat berinteraksi dengan dunia digital, Pemkot Surabaya meluncurkan e-commerce pemerintahan pertama di Indonesia, yaitu e-Peken Surabaya.
Pada aplikasi ini, kata dia, pedagang toko kelontong menyediakan berbagai kebutuhan pokok. Konsumen tetapnya adalah para ASN Pemkot Surabaya yang diwajibkan membeli semua kebutuhan pokoknya dari aplikasi e-Peken tersebut.
Bahkan, kini e-Peken itu juga sudah dibuka untuk publik, sehingga semua orang bisa ikut berbelanja di e-commerce tersebut. “Pemerintah adalah pelayan umat, maka kita harus menggunakan produk UMKM. Teman-teman pemkot sudah memulai, seperti memakai batik dan sepatu UMKM, kalau model sedikit? Yang salah adalah pemerintah karena kita adalah pembimbing UMKM,” kata dia.