JawaPos.com – Perang masih berkecamuk antara Rusia dan Ukraina. Pada 24 Februari nanti, perang itu sudah genap satu tahun. Upaya-upaya diplomasi masih gagal dilakukan. Padahal, korban terus berjatuhan.

’’Perang penaklukkan Putin telah gagal.’’ Pernyataan tersebut adalah bagian dari pidato Presiden AS Joe Biden saat kunjungan mendadak ke Kiev, Ukraina, Senin (20/2).

Ini adalah kunjungan pertama Biden sejak Rusia menginvasi Ukraina. Biden tidak sekadar berkunjung. Dia juga memberikan tambahan bantuan USD 500 juta atau setara dengan Rp 7,6 triliun. Bantuan itu tidak berbentuk uang tunai, tetapi berupa persenjataan agar Ukraina bisa menang melawan Rusia.

Sejak perang pecah, AS menjadi negara utama yang mendukung Ukraina dan menyuplai persenjataan. Kabarnya, hampir 700 tank dan ribuan kendaraan lapis baja telah dikirim. ’’Seribu sistem artileri, lebih dari 2 juta butir amunisi artileri, lebih dari 50 sistem peluncuran roket canggih, sistem antikapal dan pertahanan udara, dan semuanya itu untuk mempertahankan Ukraina,’’ ujar Biden sebagaimana yang dikutip The Hill.

Yang disebut Biden itu belum termasuk kucuran bantuan terbaru senilai USD 500 juta tersebut. Nanti bantuan terbaru itu berupa amunisi artileri untuk senjata jarak jauh seperti Howitzer dan HIMARS, lebih banyak pelontar antitank, sistem antilapis baja, dan radar pengawas untuk melindungi dari serangan udara. Biden menegaskan, AS juga akan merilis sanksi baru untuk Rusia.

Dalam kunjungannya, Biden menghabiskan waktu sekitar 5 jam untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Keduanya membahas dukungan untuk Ukraina. Rencananya, Selasa (21/2) Biden berpidato di Warsawa, Polandia, tentang betapa pentingnya komitmen dukungan AS dan sekutunya untuk Ukraina.

Dilansir Pentagon, sejak awal perang, AS mengucurkan total USD 25 miliar atau Rp 379,1 triliun ke Ukraina. Saat ini Biden mendapatkan tekanan dari Ukraina dan beberapa legislator agar melakukan upaya lebih untuk mengusir Rusia. Salah satunya menyediakan pesawat tempur F-16. Beberapa anggota NATO tidak sepakat dengan bantuan berupa jet tempur tersebut. Sebab, artinya mereka terlibat langsung melawan Rusia dalam pertempuran tersebut.

Sementara itu, beberapa anggota Republik di Kongres merasa bantuan AS ke Ukraina perlu ditinjau ulang. Beberapa tokoh dari kalangan konservatif menyerukan agar jumlah bantuan dibatasi.

’’Ini adalah penghinaan. Hari ini presiden kita, Joe Biden, memilih Ukraina daripada Amerika. Dia memaksa rakyatnya untuk membayar pengeluaran perang dan pemerintah Ukraina. Saya tidak bisa mengungkapkan betapa orang Amerika membenci Joe Biden,’’ cuit politikus Republik Marjorie Taylor Greene.

Greene adalah 1 di antara 11 legislator Republik yang ikut mensponsori resolusi ’’Kepenatan Ukraina’’ awal bulan ini. Resolusi tersebut menyerukan penangguhan bantuan militer dan keuangan ke Ukraina. Sebagian penduduk AS juga tidak suka dengan bantuan besar-besaran yang dikucurkan untuk Ukraina.

By admin