JawaPos.com– Pengembangan batik Surabaya terus digenjot. Kekhasan daerah coba ditampilkan dalam corak batik yang dihasilkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sejauh ini, Kota Surabaya sudah memiliki enam motif batik. Yakni, motif Sparkling, Abhi Boyo, Gembili Wonokromo, Kembang Bungur, Kintir-kintiran, dan Remo Surabayan.

”Corak-corak itu juga dipadukan dengan corak khas daerah sini,” ucap Yanis Ilyati, pendiri batik Moroseneng, kemarin (20/2).

Kekhasan daerah yang dimiliki wilayah Klakahrejo, Kandangan, adalah motif Moroseneng. Motif tersebut muncul dari binatang kupu-kupu yang dikembangkan dengan motif bunga dan dedaunan di sekitarnya.

”Jadi dalam satu kain batik, ada kupu-kupu dan motif khas Surabaya tadi,” jelas Yanis. Kekhasan tersebut tak hanya diaplikasikan dalam bentuk batik untuk pakaian. Pihaknya juga mulai menggarap produk kain lainnya. Misalnya, taplak meja.

Dengan harga lebih murah, variasi produk itu diharapkan bisa meningkatkan penjualan mereka. Selain corak, pengembangan batik juga harus dilakukan di berbagai sisi. Misalnya, dengan menekan biaya produksi.

Lurah Kandangan Mualim mengatakan, pihaknya mendorong variasi teknik pembuatan agar lebih murah. ”Kalau tulis saja kan harganya pasti cukup merogoh kantong. Kombinasi dengan batik cap bisa mengurangi biaya produksi jadi lebih murah,” jelasnya.

Waktu pembuatan juga lebih cepat dan pasar pembeli lebih luas. Dengan harga lebih murah, batik bisa dipasarkan ke komunitas untuk seragam. ”Kalau kami sendiri, pegawai kelurahan juga sudah pesan untuk seragam. Nah dibantu untuk seragam yang lain,” jelas Mualim. ”Memang untuk seragam sekolah masih belum bisa. Karena kebutuhannya banyak dan biayanya belum cocok,” lanjutnya.

Namun, penawaran seragam bertema batik khusus Moroseneng tetap punya potensi. Pemasaran lewat galeri UMKM juga dijajakan di beberapa titik. UMKM didorong aktif melakukan pameran di acara-acara area Surabaya Barat.

MERAMAIKAN BATIK SURABAYA

  • Desain khas lokal Surabaya dikembangkan dan dipadukan dengan ciri khas di tiap kawasan.
  • Trik menekan biaya produksi terus dicari. Misalnya, mengombinasikan batik tulis dan cap.
  • Pemasaran batik dilakukan lewat beragam lini. Contohnya, batik untuk seragam perangkat daerah.

By admin