JawaPos.com-Tidak ada nama Satria Tama di skuad Persebaya Surabaya. Dia menghilang sepanjang pergelaran BRI Liga 1 2021–2022. Kiper 25 tahun itu mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL).

—Bagus Putra Pamungkas, Surabaya—

Kreeek…Begitu bunyi lutut kanan Satria Tama. Dia salah mendarat. Langsung terkapar. Tidak bisa melanjutkan laga persahabatan melawan Persela Lamongan di Lapangan Polda Jatim pada Agustus 2021 lalu.

Tama langsung mendapat perawatan. Kemudian, dia dinyatakan menderita cedera berat: ACL.

Petaka itu terjadi 10 hari sebelum kickoff Liga 1 2021–2022. Tama bak disambar petir di siang bolong. ’’Jelas kaget. Musibah datang pas dekat kickoff kompetisi. Tapi, mau gimana? Mau nggak mau ya harus saya terima,’’ tutur Tama kepada Jawa Pos.

Apalagi, dia kemudian diminta menjalani operasi. Tama sempat bertanya. Kapan bisa kembali merumput? Tim medis bilang proses recovery butuh waktu 6–8 bulan.

Saat itu Tama sudah tahu dirinya akan menepi lama. Kemungkinan sampai akhir musim. ’’Saya sangat sedih. Wes nunggu sepak bola dua tahun, begitu kompetisi mau mulai, malah cedera. Tapi, namanya orang kan nggak tahu kapan musibah itu datang?’’ beber kiper asli Sidoarjo itu.

Pascaoperasi, Tama tidak bermasalah dengan fisiknya. Dia merasa proses recovery berjalan bagus. Yang jadi masalah hanya satu: mental. Dia mengaku sempat kelimpungan.

Apalagi melihat rekan satu timnya bermain. Sementara dia hanya bisa diam. Jangankan ikut berlatih, Tama harus menjalani perawatan di rumah. Momen saat dia tidak bisa bertemu rekan satu tim dan berlatih di lapangan membuat mentalnya down. Anjlok.

’’Kaki ini rasanya gatal. Sudah pengen main saja. Apalagi, passion saya kan memang di lapangan,’’ ungkap kiper jebolan tim internal Indonesia Muda (IM) tersebut.

Sebagai jebolan tim internal, keinginan Tama untuk membela Green Force –julukan Persebaya– sudah memuncak. Apalagi, Liga 1 2021–2022 sejatinya akan jadi debutnya bersama Persebaya. Sebelumnya, dia cuma tampil di ajang Piala Menpora 2021.

Saat mentalnya benar-benar di titik nadir, keluarganya jadi penyelamat. Motivasi terus disuntikkan. ’’Masalah terbesar cedera panjang itu ya mental. Untungnya keluarga memberi support yang luar biasa. Saya rasa pemulihan mental terbaik adalah support dari keluarga,’’ ujar mantan kiper Gresik United itu.

Perlahan Tama mulai membaik. Mental eks kiper Madura United itu meningkat. Kondisi fisiknya juga terus naik. Tim pelatih kemudian memberikan kepercayaan.

Tama dibawa ke Bali pada awal seri keempat Liga 1 2021–2022. Dia mulai berlatih dengan skuad Green Force. Tapi, pada awal bergabung, Tama masih berlatih secara terpisah. Belum berlatih penuh bersama kiper lainnya. Tapi, pada akhir seri kelima, Tama benar-benar pulih.

Saat ditemui Jawa Pos dalam sesi latihan di Stadion Trisakti, Badung, dia sudah fit. Tama sudah berlatih secara normal.

’’Kalau dibilang 100 persen, kondisi saya ini sudah mendekati itu. Saya sudah bisa ikut latihan full. Apa yang diinstruksikan pelatih (kiper) juga bisa saya ikuti semua. Tinggal tunggu saja kapan kembali bermain,’’ tegasnya.

Meski absen di sepanjang musim ini, rasa sesal Tama sedikit hilang. Sebab, dia melihat kiper Persebaya lainnya bermain bagus. Baik Ernando Ari maupun Andhika Ramadhani mampu tampil memukau. Bahkan, keduanya baru saja dipanggil timnas untuk SEA Games 2022.

’’Saya salut, walaupun saya nggak main, tapi teman-teman main luar biasa sampai tim masuk lima besar,’’ kata kiper kelahiran 23 Januari 1997 itu.

Lalu, apakah Tama siap bersaing dengan dua kiper tersebut musim depan? ’’Insya Allah saya sangat siap. Saya juga ingin berkontribusi untuk Persebaya,’’ ucapnya.

By admin