JawaPos.com – Angin kencang melanda wilayah Jabodetabek pada Sabtu (5/3) kemarin. Akibat peristiwa ini sejumlah bangunan rusak hingga pohon tumbang.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto mengatakan, penyebab terjadinya angin kencang karena adanya dinamika atmosfer di Samudra Hindia wilayah Sumatera hingga Selatan Bali.
“Berdasarkan analisis streamline, terpantau sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat daya Sumatera, Samudra Hindia selatan Bali, yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Jawa Barat dan Jabodetabek,” kata Guswanto kepada wartawan, Minggu (6/3).
“Kondisi tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di daerah konvergensi tersebut,” imbuhnya.
Guswanto menjelaskan, faktor lain yakni kondisi di wilayah Jawa Barat dan Jabodetabek yang berada pada kategori labilitas kuat. Kondisi itu dipicu adanya awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus yang bergerak dari wilayah Banten mengarah ke Jabodetabek.
“Berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek tersebut dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus (Cb) yang bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan,” jelasnya.
Awan tersebut yang menimbulkan hembusan angin kencang dan hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek. Adapun intensitasnya beragam, dari ringan hingga lebat.