JawaPos.com – Selama empat pekan pihak Masjid Agung Sidoarjo tidak menggelar salat Jumat. Kemarin (6/8) mereka kembali menyelenggarakan ibadah tersebut. Namun, jamaah yang datang tak sampai membeludak seperti sebelum pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Kondisi masjid masih longgar. Jamaah yang berada di lantai 1 dan 2 juga tidak penuh. Kapasitas masjid tak terisi semua. Warga yang salat semuanya berada di dalam area masjid. Tidak ada yang salat di teras maupun jalan. Padahal, sebelumnya mereka yang tidak kebagian tempat di dalam masjid biasanya salat di teras. Bahkan, jalan di depan masjid ditutup untuk kelancaran ibadah.

Samin, salah seorang warga yang biasa beribadah di Masjid Agung Sidoarjo, mengaku senang dengan adanya kegiatan salat Jumat tersebut. ”Sudah empat minggu mencari masjid untuk salat Jumat. Biasanya sampai ke Magersari juga,” ujar staf salah satu instansi di sekitar masjid agung tersebut.

Untuk bisa mengikuti salat berjamaah di masjid tengah kota itu, semua warga harus patuh pada aturan yang telah ditetapkan. Yakni, wajib menggunakan masker saat memasuki area masjid. Suhu badan mereka juga harus diukur.

Tangan setiap jamaah pun diberi hand sanitizer. Di dalam masjid, mereka tidak boleh berada di tempat yang diberi tanda silang. Harus mencari tempat yang tanpa bertanda. Agar tidak berkerumun dan dapat menjaga jarak.

”Sebelum digunakan untuk salat, ruangan masjid disterilkan. Dibersihkan dengan disinfektan,” kata Moch. Arifin, seksi administrasi dan perlengkapan Masjid Agung Sidoarjo. Pembersihan dilakukan tiga kali sehari. Yakni, pagi, siang, dan malam. Untuk memastikan masjid dalam kondisi bersih.

Selain itu, pihak masjid memberikan masker kepada jamaah yang tidak menggunakannya saat masuk masjid. Arifin menyebutkan, jamaah yang mengikuti salat Jumat kemarin sekitar 500 orang.

 

By admin