JawaPos.com – Rumah sehat sudah berdiri di seluruh kelurahan se-Surabaya. Namun, warga yang terpapar Covid-19 tanpa gejala masih enggan menjalani perawatan di tempat tersebut. Mereka tetap memilih isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing.

Dari data pemkot, hingga Rabu (4/8) jumlah warga yang sedang isolasi mencapai 1.607 orang. Mereka tersebar di seluruh kecamatan se-Surabaya. Selepas rumah sehat berdiri, pemkot berupaya mengajak warga tersebut pindah ke tempat pemulihan itu.

Namun, memang tidak mudah membujuk warga. Hingga dua hari yang lalu, tercatat baru 428 orang yang menjalani isolasi terpusat, termasuk di Hotel Asrama Haji dan rumah sehat. Artinya, masih ada 1.179 orang yang tetap isoman.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menuturkan, pemkot terus berupaya mencari pasien yang sedang isoman. Informasi itu didapatkan dari RT, RW, kelurahan, serta kecamatan. ’’Sebab, pimpinan di wilayah yang mengetahui data warga yang isoman,’’ terangnya.

Beragam upaya dilakukan. Petugas mendatangi warga yang isoman. Pasien diajak pindah sementara ke rumah sehat agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Sayangnya, beragam alasan disampaikan warga tersebut. Mereka enggan menjalani perawatan di rumah sehat. ’’Ada keluarga yang menolak. Merasa bisa merawat pasien Covid-19. Ada juga yang sejak awal memilih isoman,’’ jelasnya.

Dari 428 pasien isoman yang bersedia dipindahkan itu, mayoritas warga di Gubeng. ”Hampir separo warga isoman di Gubeng mau menjalani perawatan di rumah sehat,” paparnya.

Tidak hanya rumah sehat. Pemkot juga memberikan alternatif lain bagi pasien yang hendak isolasi. Perawatan bisa dilakukan di dua hotel yang bekerja sama dengan pemkot untuk digunakan sebagai tempat isolasi. Sampai saat ini, 67 orang menjalani perawatan di hotel.

Pasien yang menjalani isolasi terpusat mendapatkan banyak keuntungan. Pertama, penanganan cepat. Pemkot juga menyediakan vitamin, obat-obatan, serta makanan. Setiap hari nakes terus memantau kondisi pasien.

Selain itu, di rumah sehat pasien bisa saling berbincang. Dengan begitu, satu dengan yang lain tidak kesepian. ”Bahagia, salah satu yang mempercepat penyembuhan,’’ jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan, rumah sehat sangat dibutuhkan. Tujuannya membendung persebaran Covid-19. Terutama klaster keluarga. ”Sebanyak 80 persen yang terpapar klaster keluarga,’’ jelasnya.

 

By admin