JawaPos.com – Sejarah bagi Ukraina terukir melalui tangan Elina Svitolina kemarin (31/7). Petenis ranking keenam dunia tersebut sukses menyabet perunggu setelah menaklukkan petenis Kazakhstan Elena Rybakina 1-6, 7-6(5), 6-4 dalam perebutan tempat ketiga sektor tunggal putri tenis Olimpiade 2020 di Ariake Tennis Forest Park, Tokyo.

Medali itu menjadikan Svitolina satu-satunya petenis Ukraina yang pernah meraih medali di ajang empat tahunan tersebut.

Svitolina butuh perjuangan selama 2 jam 28 menit sebelum menuntaskan perlawanan Rybakina. Itu tercatat sebagai pertandingan terlama nomor tiga di Olimpiade kali ini. ”Suatu kebanggaan aku bisa mewakili negaraku dan membawa pulang medali,” ucapnya seperti dilansir ESPN.

Petenis Ukraina Elina Svitolina mengalahkan petenis Kazakhstan Elena Rybakina pada perebutan perunggu Olimpiade Tokyo 2020. (Vincenzo Pinto/AFP)

Pertandingan kemarin merupakan pertemuan pertama keduanya di lapangan keras. Rybakina sempat mengontrol pertandingan dengan serangan-serangan baseline yang akurat pada game pembuka.

Namun, kehilangan momentum di game kedua saat Svitolina memaksakan tiebreak. Svitolina juga berjuang untuk memperebutkan perunggu pada debutnya di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro. Namun, upayanya itu dipatahkan Petra Kvitova.

Peraih emas tunggal putri adalah petenis asal Swiss Belinda Bencic. Pada final, Bencic mengalahkan petenis kejutan nonunggulan dari Republik Ceko Marketa Vondrousova. Bencic menang 7-5, 2-6, dan 6-3.

Di sektor tunggal putra, perjalanan ranking pertama dunia Novak Djokovic di Olimpiade Tokyo 2020 berakhir tragis. Bermimpi mengejar golden slam (menjuarai empat grand slam dan meraih medali emas Olimpiade dalam setahun), Djokovic malah pulang dari Tokyo tanpa membawa medali.

Hal itu dipastikan setelah petenis Serbia tersebut kemarin takluk di tangan Pablo Carreno Busta 4-6, 7-6(6), 3-6. Kemenangan tersebut memastikan petenis Spanyol itu membawa pulang perunggu.

Sepanjang laga, Djokovic membuat banyak kesalahan sendiri. Dia juga tidak bisa mengontrol emosi. Di awal set ketiga, dia melempar raketnya tinggi-tinggi ke arah tribun penonton lantaran gagal mengembalikan pukulan Busta.

Dua game setelahnya, Djokovic kembali emosional. Sebab, Busta berhasil mencuri break. Saat akan duduk di bangku pemain, Djokovic memukulkan raketnya berkali-kali ke tiang net sampai hancur.

Dia mendapat peringatan lisan dari wasit akibat aksinya tersebut. Melihat Djokovic hanya mendapat peringatan lisan, giliran Busta yang protes. Ranking ke-11 dunia itu merasa Djokovic seharusnya mendapat hukuman pengurangan nilai gara-gara sudah dua kali melakukan pelanggaran tersebut. Tapi, wasit tidak mengabulkan permintaan Busta.

Penakluk Djokovic di semifinal, bintang asal Jerman Alexander Zverev merebut emas dengan mengalahkan petenis Rusia Karen Khachanov dalam dua game dengan skor 6-3 dan 6-1.

By admin